Rumah adat Jawa Timur bernama Tanean Lanjhang. Rumah adat ini berasal dari budaya masyarakat suku Madura di Jawa Timur. Tanean Lanjhang secara bahasa berarti “Halaman Panjang”. Hal ini sesuai dengan pola struktur bangunannya yang memanjang dari arah Barat ke Timur.
Letak lingkungan rumah adat Jawa Timur ini biasanya berada dekat lahan garapan, ladang, sawah, sungai, dan jalan. Sebagai pembatas, kompleks rumah dipagari dengan tanaman hidup atau galangan (tanah yang ditinggikan) sehingga terpisah dari lahan garapan.
Satu kompleks rumah dapat terdiri dari 2 sampai 10 rumah. Masing-masing rumah dihuni oleh satu keluarga dan dalam satu kompleks tersebut pemiliknya masih saling memiliki hubungan kekerabatan. Rumah yang berada di bagian Barat adalah rumah orang yang memiliki tingkat kekerabatan lebih tinggi, misalnya kakek, kakak dari ayah atau ibu, orang tua, dan seterusnya, sementara semakin ke timur pemilik rumah biasanya memiliki hubungan kekerabatan yang lebih rendah.
Kompleks rumah Tanean Lanjhang biasanya juga dilengkapi dengan bangunan langgar atau masjid keluarga. Letaknya berada di ujung barat kompleks rumah. Sementara kandang ternak beradai di bagian depan rumah seberang halaman. Setiap rumah memiliki satu kandang. Kandang bisa berisi beragam hewan peliharaan, hanya saja yang paling umum adalah sapi atau kerbau dan ayam.
Dinding dan kerangka rumah terbuat dari kayu. Kerangka dinding dari balok kayu, dinding dari papan, sementara kerangka atap dibuat dari bambu. Untuk atapnya sendiri digunakan genteng tanah, daun nipah, atau daun alang-alang tergantung kemampuan ekonomi pemiliknya.
Untuk atap, dikenal beberapa desain yang biasa digunakan dalam rumah adat Jawa Timur ini, yaitu desain pacenan, jadrih, dan trompesan. Pacenan memiliki hiasan berupa tanduk atau ekor ular pada bagian bubungannya seperti rumah atau bangunan china, jadrih memiliki 2 bubungan, sementara trompesan adalah atap dengan 3 patahan bagian.
Nah, demikianlah yang dapat kami sampaikan tentang desain rumah adat Jawa Timur dari suku Madura yang bernama Tanean Lanjhang. Semoga dapat dipahami dengan mudah dan dapat menambah wawasan budaya kita semua, khususnya tentang bukti peradaban nenek Moyang suku Madura, Jawa Timur. Terakhir, bila dirasa bermanfaat, mohon share artikel ini. jangan lupa pula membaca pembahasan kami tentang rumah adat Kalimantan Barat di artikel berikutnya.
Rumah Adat Jawa Timur
Rumah Tanean Lanjhang sendiri selain berfungsi sebagai rumah tinggal, juga dianggap sebagai gambaran kehidupan sosial masyarakat Madura di Jawa Timur yang sangat mengutamakan hubungan kekerabatan. Oleh karenanya, pola dari rumah ini memiliki beberapa keunikan yang timbul dari nilai-nilai filosofis kehidupan sosial suku Madura tersebut. Apa saja keunikan Rumah adat Jawa Timur ini? Simak pemaparan berikut ini!1. Pola Rumah Tanean Lanjhang
Tanean Lanjhang sebetulnya bukan sebutan untuk satu rumah saja, melainkan mencakup beberapa rumah dan kelengkapannya dalam satu lingkungan. Dalam satu Tanean Lanjhang terdapat beberapa rumah yang berjajar dan memanjang dari arah Barat ke Timur dilengkapi dengan adanya mushola sebagai tempat ibadah keluarga serta kandang ternak, sumur, dan halaman yang memanjang.Letak lingkungan rumah adat Jawa Timur ini biasanya berada dekat lahan garapan, ladang, sawah, sungai, dan jalan. Sebagai pembatas, kompleks rumah dipagari dengan tanaman hidup atau galangan (tanah yang ditinggikan) sehingga terpisah dari lahan garapan.
Satu kompleks rumah dapat terdiri dari 2 sampai 10 rumah. Masing-masing rumah dihuni oleh satu keluarga dan dalam satu kompleks tersebut pemiliknya masih saling memiliki hubungan kekerabatan. Rumah yang berada di bagian Barat adalah rumah orang yang memiliki tingkat kekerabatan lebih tinggi, misalnya kakek, kakak dari ayah atau ibu, orang tua, dan seterusnya, sementara semakin ke timur pemilik rumah biasanya memiliki hubungan kekerabatan yang lebih rendah.
Kompleks rumah Tanean Lanjhang biasanya juga dilengkapi dengan bangunan langgar atau masjid keluarga. Letaknya berada di ujung barat kompleks rumah. Sementara kandang ternak beradai di bagian depan rumah seberang halaman. Setiap rumah memiliki satu kandang. Kandang bisa berisi beragam hewan peliharaan, hanya saja yang paling umum adalah sapi atau kerbau dan ayam.
2. Komponen Penyusun Ruang
Secara umum, rumah adat Tanean Lanjhang disusun oleh beberapa komponen utama. Komponen-komponen ruang rumah adat Jawa Timur ini memiliki fungsi-fungsi yang spesifik, di antaranya :- Langghar berbentuk persegi panjang yang memanjang ke belakang dengan ukuran 23,1 m. Di dalamnya terdapat perlengkapan alat sholat dan sarana pendukung lainnya, seperti tikar, sajadah, mukena, dan pengeras suara. Keberadaan langgar menunjukan bahwa masyarakat Madura adalah masyarakat yang religius.
- Dapur berbentuk persegi panjang yang memanjang ke belakang dengan ukuran 3,8 x 6,6 m. Setiap rumah dalam kompleks Tanean Lanjhang memiliki dapur. Di dalam dapur terdapat beragam keperluan masak, seperti lincak, peralatan masak dan rak piring.
- Rumah berbentuk persegi panjang yang memanjang ke samping dengan ukuran 6,6 x 11 m
- Kandang Berbentuk persegi panjang dengan ukuran 6,6 x 5,9 m.
- Tanean atau halaman berbentuk persegi panjang yang membujur dari barat ke timur dengan panjang 90 m. Tanean biasa digunakan untuk tempat bermain anak-anak, tempat menjemur hasil pertanian jika musim panen, dan tempat dilangsungkannya acara keluarga.
3. Material Bangunan
Rumah dibangun menggunakan beragam material. Ada yang berasal dari alam, ada pula yang di beli di toko. Untuk lantai rumah ini dapat ditemukan dengan alas tanah atau plesteran semen. Tinggi lantai biasanya sekitar 40 cm dari tanah di sekitarnya. Ketinggian ini untuk menghindari merembesnya air ke permukaan lantai dalam rumah saat terjadi hujan.Dinding dan kerangka rumah terbuat dari kayu. Kerangka dinding dari balok kayu, dinding dari papan, sementara kerangka atap dibuat dari bambu. Untuk atapnya sendiri digunakan genteng tanah, daun nipah, atau daun alang-alang tergantung kemampuan ekonomi pemiliknya.
Untuk atap, dikenal beberapa desain yang biasa digunakan dalam rumah adat Jawa Timur ini, yaitu desain pacenan, jadrih, dan trompesan. Pacenan memiliki hiasan berupa tanduk atau ekor ular pada bagian bubungannya seperti rumah atau bangunan china, jadrih memiliki 2 bubungan, sementara trompesan adalah atap dengan 3 patahan bagian.
Nah, demikianlah yang dapat kami sampaikan tentang desain rumah adat Jawa Timur dari suku Madura yang bernama Tanean Lanjhang. Semoga dapat dipahami dengan mudah dan dapat menambah wawasan budaya kita semua, khususnya tentang bukti peradaban nenek Moyang suku Madura, Jawa Timur. Terakhir, bila dirasa bermanfaat, mohon share artikel ini. jangan lupa pula membaca pembahasan kami tentang rumah adat Kalimantan Barat di artikel berikutnya.
0 Response to "Rumah Adat Jawa Timur (Tanean Lanjhang), Gambar, dan Penjelasannya"