Suku Banjar merupakan suku mayoritas yang mendiami daerah provinsi Kalimantan Selatan. Dari total populasi penduduknya yang berjumlah sekitar 3,7 juta jiwa, masyarakat suku Banjar menempati urutan pertama dengan jumlah 74%-nya.
Sebagai suku mayoritas sekaligus suku asli Kalimantan Selatan, kebudayaan dari suku Banjar menjadi suatu ikon utama kebudayaan Kalimantan Selatan di kancah nasional. Salah satu peninggalan budaya tersebut misalnya adalah beragam jenis pakaian adatnya. Berikut, di artikel kali ini kita akan membahas jenis-jenis pakaian adat Kalimantan Selatan tersebut.
Gambar dan keterangan dari pakaian adat tersebut akan dijelaskan sebagaimana berikut.
Busana pengantin Banjar yang dipengaruhi budaya Hindu dan Jawa menjelang masuknya Islam di Indonesia ini terlihat begitu istimewa dengan taburan payet mengkilau. Tak ketinggalan aksesori keemasan seperti kalung, cikak, kalung kebun raja, anting beruntai panjang kilat bahu, gelang, cincin, gelang kaki dan selop bersulam benang emas. Ditambah roncean bogam penghias kepala, menjadi perpaduan indah yang mampu menonjolkan kecantikan pengantin Banjar.
Busana pengantin pembauran terlihat jelas dari bentuk baju mempelai pria dan wanita. Pengantin pria menggunakan kopiah alpe, baju gamis, dan jubah yang lekat pengaruh pedagang Gujarad yang membawa Islam ke Indonesia. Sedangkan kebaya lengan panjang gaya cheong sam yang membalut mempelai wanita lengkap dengan rok pias bersulam dan bertabur manik dan mote dipengaruhi dari budaya negeri Tirai Bambu yang dibawa para pedagang dataran Tiongkok yang datang ke Indonesia pada masa itu.
Kemilau aksesori yang menghiasi kedua mempelai yang memperindah penampilan tak luput dari sentuhan nuansa kedua negeri tersebut. Seperti tusuk konde bentuk Laa (Arab), tusuk burung Hong, sanggul bulat dari kiri ke kanan yang disebut galung paginan untuk 1sem wanita. Sedangkan pada pria kopiah alpe dengan tinggi 15 cm dibalut sorban.
Seperti pada busana adat yang asli menggunakan baju poko untuk mempelai wanita, dengan menyesuaikan karakter si pemakai juga sentuhan Islami dalam masyarakat Banjar, kerap diganti dengan busana kebaya panjang. Bahkan juga dilengkapi dengan jilbab tetapi tetap dihiasi dengan amar atau mahkota serta aksesori lainnya.
Nah, demikianlah sekilas pembahasan mengenai jenis-jenis pakaian adat Kalimantan Selatan beserta penjelasannya. Dilihat dari gambar-gambar model yang menggunakannya, pakaian adat ini tampaknya begitu elegan dan penuh nuansa keunikan. Jika Anda kebetulan adalah bujang gadis suku Banjar, tentu sangat disayangkan jika Anda melewatkan pernikahan Anda tanpa mengenakan salah satu baju adat di atas. Semoga bermanfaat.
Sebagai suku mayoritas sekaligus suku asli Kalimantan Selatan, kebudayaan dari suku Banjar menjadi suatu ikon utama kebudayaan Kalimantan Selatan di kancah nasional. Salah satu peninggalan budaya tersebut misalnya adalah beragam jenis pakaian adatnya. Berikut, di artikel kali ini kita akan membahas jenis-jenis pakaian adat Kalimantan Selatan tersebut.
Pakaian adat Kalimantan Selatan
Sedikitnya ada 4 jenis pakaian adat Kalimantan Selatan yang hingga kini masih tetap lestari dalam kehidupan masyarakat suku Banjar. Keempat pakaian adat tersebut masing-masing memiliki nama antara lain Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut, Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari, Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan, dan Pangantin Babaju Kubaya Panjang.Gambar dan keterangan dari pakaian adat tersebut akan dijelaskan sebagaimana berikut.
1. Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut
Bagajah Gamuling Baular Lulut adalah baju adat Kalimantan Selatan yang modelnya sangat dipengaruhi budaya Hindu pada masa silam. Pakaian ini dikenakan oleh para pengantin di upacara adat pernikahannya. Nuansa hindu sangat kental terasa dengan penggunaan kemben yang disebut udat oleh para mempelai wanita. Selain itu, rangkaian bunga melati yang bernama karang jagung juga semakin menambah kecantikan dan keanggunan pemakainya.2. Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari
Busana dan aksesori yang terasa begitu mewah meliputi kesakralan pasangan penganten adat Banjar ini. Seperti nama busana yang artinya bersinar layak matahari, pasangan pengantin pun terlihat gemerlap dalam balutan busana yang diciptakan sekitar abad 17 ini.Busana pengantin Banjar yang dipengaruhi budaya Hindu dan Jawa menjelang masuknya Islam di Indonesia ini terlihat begitu istimewa dengan taburan payet mengkilau. Tak ketinggalan aksesori keemasan seperti kalung, cikak, kalung kebun raja, anting beruntai panjang kilat bahu, gelang, cincin, gelang kaki dan selop bersulam benang emas. Ditambah roncean bogam penghias kepala, menjadi perpaduan indah yang mampu menonjolkan kecantikan pengantin Banjar.
3. Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan
Perpaduan nuansa Timur Tengah dan Negeri Tirai bambu membawa pembauran yang unik. Itulah yang terlihat dari pakaian adat Kalimantan Selatan khas busana pengantin Banjar yang diperkenalkan pada abad 19 ini. Warna-warninya yang khas, dengan detail menawan menjadikan busana adat Banjar ini tampil berbeda dari pendahulunya yakitu Bagajah Gamuling dan Baamar Galung.Busana pengantin pembauran terlihat jelas dari bentuk baju mempelai pria dan wanita. Pengantin pria menggunakan kopiah alpe, baju gamis, dan jubah yang lekat pengaruh pedagang Gujarad yang membawa Islam ke Indonesia. Sedangkan kebaya lengan panjang gaya cheong sam yang membalut mempelai wanita lengkap dengan rok pias bersulam dan bertabur manik dan mote dipengaruhi dari budaya negeri Tirai Bambu yang dibawa para pedagang dataran Tiongkok yang datang ke Indonesia pada masa itu.
Kemilau aksesori yang menghiasi kedua mempelai yang memperindah penampilan tak luput dari sentuhan nuansa kedua negeri tersebut. Seperti tusuk konde bentuk Laa (Arab), tusuk burung Hong, sanggul bulat dari kiri ke kanan yang disebut galung paginan untuk 1sem wanita. Sedangkan pada pria kopiah alpe dengan tinggi 15 cm dibalut sorban.
Baca Juga : Pakaian Adat Kalimantan Tengah
4. Pangantin Babaju Kubaya Panjang
Dalam perkembangannya, pakaian adat Kalimantan Selatan khas pengantin Banjar ini juga masih tetap lestari. Pasangan mempelai pun masih menggunakan busana adat ini untuk tampil menerima restu dari sanak famili. Baamar Galung Pancaran Matahari memang menjadi yang paling popular dan digemari. Namun busana adat ini pun tak luput dari sentuhan mode masa kini tapi tetap tidak meninggalkan pakem dan keindahan alami adat yang berlaku.Seperti pada busana adat yang asli menggunakan baju poko untuk mempelai wanita, dengan menyesuaikan karakter si pemakai juga sentuhan Islami dalam masyarakat Banjar, kerap diganti dengan busana kebaya panjang. Bahkan juga dilengkapi dengan jilbab tetapi tetap dihiasi dengan amar atau mahkota serta aksesori lainnya.
Nah, demikianlah sekilas pembahasan mengenai jenis-jenis pakaian adat Kalimantan Selatan beserta penjelasannya. Dilihat dari gambar-gambar model yang menggunakannya, pakaian adat ini tampaknya begitu elegan dan penuh nuansa keunikan. Jika Anda kebetulan adalah bujang gadis suku Banjar, tentu sangat disayangkan jika Anda melewatkan pernikahan Anda tanpa mengenakan salah satu baju adat di atas. Semoga bermanfaat.
0 Response to "4 Pakaian Adat Kalimantan Selatan khas Banjar, Gambar dan Penjelasannya"