Nusa Tenggara Timur atau NTT merupakan sebuah provinsi yang dulunya merupakan bagian dari kepulauan Sunda Kecil. Sesuai dengan namanya, provinsi ini terdiri atas beberapa pulau, di antaranya Pulau Flores, Sumba, Timor, Alor, Lembata, Rote, Sabu, Adonara, Solor, Komodo, dan Pulau Palue. Keberagaman dari suku yang tinggal di pulau-pulau tersebut membuat kebudayaan dan tradisi yang sangat heterogen saling membaur satu sama lain di Nusa Tenggara Timur. Salah satu budaya yang dapat kita amati misalnya adalah pakaian adatnya. Seperti apa pakaian adat NTT tersebut dan apa keunikannya? Simak pemaparannya berikut ini!
Topi Ti’i langga adalah pelengkap utama pakaian adat Rote yang bernama pakaian Tenun Ikat. Sesuai dengan namanya, pakaian tenun ikat lebih didominasi oleh kain tenun khas Rote. Untuk para pria Rote, kemeja putih lengan panjang menjadi atasan dan sarung tenun ikat warna gelap menjadi bawahan. Selendang dari kain dengan motif yang sama juga diselempangkan di bahu untuk penutup dada. Sementara untuk para wanita Rote, perpaduan kebaya dan bawahan berupa tenunan tangan menjadi pilihan utama. Gambar pria dan wanita yang mengenakan pakaian adat Rote dapat Anda lihat pada foto di atas!
Nah, demikianlah beberapa pakaian adat dari suku-suku yang mendiami wilayah provinsi NTT. Dari ketiga pilihan pakaian adat NTT tersebut, mana menurutmu yang paling unik? Semoga bermanfaat!
Pakaian Adat NTT
Dari unsur demografinya, Provinsi NTT dihuni sedikitnya oleh 7 suku besar yaitu suku Rote, suku Sabu, suku Helong, suku Atoni atau Dawan, suku Manggarai, suku Sumba, dan suku Lio. Suku-suku ini memiliki pakaian adatnya masing-masing. Nah, berikut ini akan dibahas pakaian adat NTT dari 4 dari ketujuh suku tersebut!1. Pakaian Adat Suku Rote
Pakaian adat Suku Rote merupakan simbol pakaian adat NTT di kancah nasional. Pakaian ini dipilih karena memiliki desain yang sangat unik dan sarat nilai filosofis. Salah satu keunikannya terletak pada desain Ti’i langga. Ti’i langga adalah sebuah penutup kepala dengan bentuk seperti topi sombrero khas Meksiko yang dibuat dari daun lontar kering. Selain untuk pelengkap penampilan, topi adat suku Rote ini juga dianggap sebagai simbol wibawa dan kepercayaan diri bagi para pria Rote.Topi Ti’i langga adalah pelengkap utama pakaian adat Rote yang bernama pakaian Tenun Ikat. Sesuai dengan namanya, pakaian tenun ikat lebih didominasi oleh kain tenun khas Rote. Untuk para pria Rote, kemeja putih lengan panjang menjadi atasan dan sarung tenun ikat warna gelap menjadi bawahan. Selendang dari kain dengan motif yang sama juga diselempangkan di bahu untuk penutup dada. Sementara untuk para wanita Rote, perpaduan kebaya dan bawahan berupa tenunan tangan menjadi pilihan utama. Gambar pria dan wanita yang mengenakan pakaian adat Rote dapat Anda lihat pada foto di atas!
Baca Juga : Pakaian Adat Banten
2. Pakaian Adat Suku Sabu
Suku Sabu adalah suku mayoritas yang bermukim di Pulau Rai Hawu atau Sabu, Kabupaten Kupang. Suku ini juga memiliki pakaian adat NTT khas yang bernama pakaian adat Sabu. Untuk para pria, perlengkapan yang dikenakan adalah kemeja putih lengan panjang, bawahan dan selendang yang diselempangkan ke bahu berupa sarung tenun, ikat kepala berupa mahkota tiga tiang terbuat dari emas kalung mutisalak, sabuk berkantong, perhiasan leher (habas), dan sepasang gelang emas. Sementara untuk para wanita, kebaya dan kain tenun dengan 2 kali lilitan adalah pilihan utamanya. Kain tenun tersebut berupa sarung dengan ikat pinggang bernama pending.3. Pakaian Adat Suku Helong
Helong adalah suku mayoritas yang mendiami pulau Timau atau pulau Semau. Dari asal usulnya, suku ini disebut berasal dari pulau Halong di Maluku. Suku ini memiliki pakaian adat NTT khas yang bernama pakaian adat Helong. Untuk pria pakaian adat ini berupa selimut besar yang diikat di pinggang sebagai bawahan, baju bodo (kemeja), destar sebagai pengikat kepala, dan habas atau perhiasan leher. Sementara untuk perempuannya, mereka menggunakan kebaya -kadang berupa kemben saja, sarung yang diikat dengan ikat pinggang emas (pending), perhiasan kepala bula molik (bulan sabit), giwang (karabu), dan hiasan leher yang juga berbentuk bulan.4. Pakaian Adat Suku Dawan
Suku Dawan adalah suku yang mendiami wilayah di sekitar Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor, dan sebagian Kabupaten Belu. Suku ini memiliki pakaian adat NTT yang bernama baju amarasi. Baju amarasi untuk pria berupa selimut dari kain tenun ikat, baju bodo, kalung habas berbandung gong, ikat kepala dengan hiasan tiara, muti salak, dan gelang timor. Sementara baju amarasi untuk wanita berupa sarung tenun sebagai bawahan, selendang penutup dada, kebaya, kalung muti salak, hiasan kepala berupa tusuk konde dengan 3 buah koin, sisir emas, dan sepasang gelang kepala ular.Nah, demikianlah beberapa pakaian adat dari suku-suku yang mendiami wilayah provinsi NTT. Dari ketiga pilihan pakaian adat NTT tersebut, mana menurutmu yang paling unik? Semoga bermanfaat!
0 Response to "Pakaian Adat NTT, Jenis-jenis, Gambar, dan Penjelasannya"