Rumah Adat Bali / Bali, selain dikenal memiliki eksotisme alam yang luar biasa, juga telah diakui banyak kalangan sebagai provinsi yang memiliki banyak keunikan budaya. Masyarakat Bali secara umum dianggap mampu mempertahankan budaya yang telah diwariskan nenek moyang mereka meski telah berpuluh-puluh tahun digempur dengan masuknya banyak orang asing –terutama wisatawan yang datang dengan membawa budaya-budaya baru. Salah satu bentuk lestarinya budaya asli Bali dapat kita lihat dari adanya desain rumah adat yang sangat familiar dan hampir digunakan semua penduduk Bali, yakni rumah adat bernama Gapura Candi Bentar yang kini juga telah resmi menjadi rumah adat Bali.
Melongok ke bagian dalam pagar tembok (panyengker), kita akan melihat bahwa rumah adat Bali ini memang sarat dengan nilai-nilai Hindu. Terdapat sebuah bangunan suci di depan rumah yang biasa digunakan untuk bersembahyang. Sama seperti gapura, bangunan tempat ibadah yang bernama Sanggah atau Pamerajan itu juga dipenuhi dengan ukiran dan ornamen-ornamen khas Bali beserta totem-totem pemujaan. Di tempat inilah sesaji diletakan para wanita setiap hari.
Adanya tempat ibadah dalam desain rumah adat Bali merupakan bukti nyata kuatnya masyarakat Bali dalam memegang erat falsafah Asta Kosala Kosali. Falsafah ini mengatur hidup masyarakat Bali tentang hubunganya dengan Tuhan, hubungannya dengan manusia lain, dan hubungannya dengan alam.
Masuk ke bagian dalam rumah, kita akan melihat beberapa ruangan yang memiliki fungsinya masing-masing.
Dalam pembangunan misalnya, rumah adat ini dibuat melalui serangkaian proses panjang, mulai dari proses pengukuran tanah (nyikut karang), ritual persembahan kurban dan mohon izin kepada leluhur untuk mendirikan rumah (caru pengerukan karang), ritual peletakan batu pertama (nasarin), proses pengerjaan, dan kemudian ditutup dengan upacara syukuran saat rumah selesai dibangun. Semua ritual tersebut pada intinya dilakukan dengan tujuan agar rumah yang didirikan dapat memberikan manfaat terbaik bagi si pemilik rumah.
Ada pula beberapa aturan lain yang terdapat dalam tata letak dan pengaturan bagian rumah adat Bali ini. Umumnya, sudut utara dan timur rumah menjadi tempat yang disucikan, sementara sudaut barat dan selatan memiliki derajat kesucian yang lebih rendah. Hal ini membuat kita selalu menemukan tempat ibadah di sudut utara dan timur, dan tempat buang air, kamar mandi, dan penjemuran berada di sudut barat dan selatan.
Nah, demikian sekilas pemaparan yang dapat kami sampaikan tentang arsitektur rumah adat Bali yang bernama rumah Gapura Candi Bentar. Semoga dengan gambar dan penjelasan setiap sudut bagian rumah yang telah kami sampaikan, Anda dapat semakin tertarik untuk mengenal rumah adat ini secara lebih dekat. Sekian, dan jangan lupa lanjutkan membaca artikel kami berikutnya tentang rumah adat Nusa Tenggara Barat untuk memperkaya wawasan budaya Anda.
Rumah Adat Bali
Rumah adat satu ini adalah cerminan dari budaya Bali yang sarat akan nilai-nilai Hindu. Beragam keunikan dari sisi arsitekturnya maupun dari makna filosofis yang terkandung di dalamnya menjadikan rumah adat Bali ini begitu menarik untuk diketahui lebih detail. Nah, di artikel kali ini kami akan mengulas keunikan-keunikan dari rumah adat bernama Rumah Gapura Candi Bentar ini khusus untuk Anda.1. Struktur Ruangan Rumah
Nama Gapura Candi Bentar yang dimiliki rumah ini sebetulnya berasal dari desain gapura atau pintu masuknya yang diukir sedemikian rupa sehingga tampak seperti candi. Gapura ini berukuran cukup besar dan dibangun tanpa atap penghubung. Hanya ada 2 bangunan candi yang kembar saling berhadapan dan saling terpisah. Keduanya hanya dihubungkan oleh beberapa anak tangga dan pagar pintu yang biasanya dibuat dari besi.Melongok ke bagian dalam pagar tembok (panyengker), kita akan melihat bahwa rumah adat Bali ini memang sarat dengan nilai-nilai Hindu. Terdapat sebuah bangunan suci di depan rumah yang biasa digunakan untuk bersembahyang. Sama seperti gapura, bangunan tempat ibadah yang bernama Sanggah atau Pamerajan itu juga dipenuhi dengan ukiran dan ornamen-ornamen khas Bali beserta totem-totem pemujaan. Di tempat inilah sesaji diletakan para wanita setiap hari.
Adanya tempat ibadah dalam desain rumah adat Bali merupakan bukti nyata kuatnya masyarakat Bali dalam memegang erat falsafah Asta Kosala Kosali. Falsafah ini mengatur hidup masyarakat Bali tentang hubunganya dengan Tuhan, hubungannya dengan manusia lain, dan hubungannya dengan alam.
Masuk ke bagian dalam rumah, kita akan melihat beberapa ruangan yang memiliki fungsinya masing-masing.
- Panginjeng Karang. Ruangan ini merupakan tempat untuk memuja yang menjaga pekarangan.
- Bale Manten. Ruangan ini merupakan tempat untuk tidur kepala keluarga, anak gadis dan tempat menyimpan barang-barang berharga. Bagian ini juga sering digunakan bagi pasangan yang baru menikah.
- Bale Gede atau Bale Adat. Ruangan ini merupakan tempat untuk upacara lingkaran hidup.
- Bale Dauh. Ruangan ini merupakan tempat untuk bekerja, digelarnya pertemuan, dan tempat tidur anak laki-laki.
- Paon. Ruangan ini merupakan dapur yang digunakan sebagai tempat memasak
- Lumbung. Ruangan ini merupakan tempat untuk penyimpanan makanan pokok, seperti padi dan hasil bumi lainnya.
2. Material Bangunan
Secara umum, material yang digunakan untuk membangun rumah Gapura Candi Bentar tidak dapat disamaratakan karena pengaruh tingkat ekonomi dan strata sosial pemiliknya. Untuk masyarakat biasa, dinding rumah ini biasanya dibangun menggunakan speci yang dibuat dari tanah liat (popolan), sementara untuk golongan bangsawan biasanya dibangun menggunakan tumpukan bata. Adapun atapnya sendiri bisa dibuat dari genting tanah, alang-alang, ijuk, atau sejenisnya sesuai dengan kemampuan finansial pemilik rumah.3. Nilai-Nilai Dalam Rumah Adat Bali
Selain berfungsi sebagai ikon budaya dan tempat tinggal, rumah Gapura Candi Bentar nyatanya juga mengandung beragam nilai filosofis yang menggambarkan kearifan lokal budaya Masyarakat Bali.Dalam pembangunan misalnya, rumah adat ini dibuat melalui serangkaian proses panjang, mulai dari proses pengukuran tanah (nyikut karang), ritual persembahan kurban dan mohon izin kepada leluhur untuk mendirikan rumah (caru pengerukan karang), ritual peletakan batu pertama (nasarin), proses pengerjaan, dan kemudian ditutup dengan upacara syukuran saat rumah selesai dibangun. Semua ritual tersebut pada intinya dilakukan dengan tujuan agar rumah yang didirikan dapat memberikan manfaat terbaik bagi si pemilik rumah.
Ada pula beberapa aturan lain yang terdapat dalam tata letak dan pengaturan bagian rumah adat Bali ini. Umumnya, sudut utara dan timur rumah menjadi tempat yang disucikan, sementara sudaut barat dan selatan memiliki derajat kesucian yang lebih rendah. Hal ini membuat kita selalu menemukan tempat ibadah di sudut utara dan timur, dan tempat buang air, kamar mandi, dan penjemuran berada di sudut barat dan selatan.
Nah, demikian sekilas pemaparan yang dapat kami sampaikan tentang arsitektur rumah adat Bali yang bernama rumah Gapura Candi Bentar. Semoga dengan gambar dan penjelasan setiap sudut bagian rumah yang telah kami sampaikan, Anda dapat semakin tertarik untuk mengenal rumah adat ini secara lebih dekat. Sekian, dan jangan lupa lanjutkan membaca artikel kami berikutnya tentang rumah adat Nusa Tenggara Barat untuk memperkaya wawasan budaya Anda.
0 Response to "Rumah Adat Bali (Gapura Candi Bentar), Gambar, dan Penjelasannya"