Rumah Adat Nusa Tenggara Timur / Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi kepulauan yang terletak di tenggara Indonesia. Sesuai namanya, provinsi ini tersusun atas beberapa pulau kecil, atau tepatnya sekitar 500 pulau dengan beberapa pulau berukuran besar, seperti Pulau Flores, Pulau Rote, Pulau Sumba, Pulau Alor, Pulau Lembata, Pulau Timor, Pulau Sabu, Pulau Solor, Pulau Adonara, Pulau Komodo, dan Pulau Palue.
Karena terbagi menjadi beberapa pulau, budaya masyarakat Nusa Tenggara Timur juga sangat heterogen. Setiap pulau yang masing-masing dihuni oleh suku-suku tertentu memiliki perbedaan yang cukup spesifik dalam segi budaya. Untuk diketahui, sedikitnya ada 7 suku besar yang menjadi suku mayoritas penduduk NTT di antaranya, suku Antoni, suku Manggarai, Sumba, suku Lamaholot, suku Belu, suku Rote, dan suku Lio. Masing-masing suku tersebut memiliki peradaban dan ikonnya sendiri-sendiri, termasuk dalam hal ikon budaya berupa rumah adat.
Untuk menunjang fungsi tersebut, rumah adat Nusa Tenggara Timur ini disusun dengan ukuran besar dan dengan struktur yang kokoh. Materialnya sendiri hampir secara keseluruhan berasal dari alam, mulai dari batu-batuan, kayu, hingga daun-daunan. Material-material tersebut digunakan untuk semua bagian dari struktur rumah adat Musalaki ini.
Struktur rumah Musalaki sendiri terbagi 4 bagian utama, yaitu Kuwu Lewa (Pondasi), Maga (Lantai), dan Atap.
a. Kuwu Lewa (pondasi)
Kuwu Lewa atau pondasi rumah adat Musalaki terbuat dari batu lonjong yang dipasang vertikal (berdiri). Pandasi batu ini sebetulnya bukanlah pondasi utama. Rumah adat Musalaki tetap harus ditopang oleh pondasi kayu, sementara pondasi batu hanya dipasang sebagai pencegah rubuhnya rumah bila suatu saat terjadi gempa. Pondasi kayu sendiri selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya lantai juga berfungsi sebagai penyokong rangka atap rumah.
b. Maga (lantai)
Karena merupakan rumah dengan struktur panggung, rumah adat Musalaki memiliki lantai gantung yang terbuat dari susunan papan-papan panjang. Papan pada lantai rumah disusun agak jarang untuk menjaga kelembaban dalam rumah. Susunan papan sendiri dibuat satu arah sehingga tidak menimbulkan bunyi saat dipijak. Tingginya lantai tersebut berkisar antara 60 sd 100 meter dari permukaan tanah.
Lantai rumah Musalaki dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan tingginya. Ada lantai teras (tenda teo) yang berada di bagian luar dan lantai koja ndawa (ruang dalam). Lantai tenda teo umumnya lebih tinggi dibandingkan lantai koja ndawa.
c. Atap
Salah satu bagian unik dari rumah adat Nusa Tenggara Timur terletak pada struktur atapnya. Atap rumah yang dibuat dari susunan jerami ini bertumpu pada rangka atap yang terdiri dari saka ubu (bubungan), kayu palang, jara (kuda-kuda), dan leka reja. Rangka tersebut membentuk struktur atap yang kemudian terlihat cukup unik dengan bentuk menjulang tinggi ke atas.
Nah, demikianlah uraian mengenai rumah adat Nusa Tenggara Timur yang bernama rumah adat Musalaki. Semoga penjelasan singkat ini dapat menjadi gambaran bagi Anda untuk mengenali peninggalan budaya nenek moyang suku Ende Lio satu ini. jangan lupa untuk menshare artikel ini dan membaca pembahasan tentang rumah adat Maluku yang telah kami buat di artikel selanjutnya.
Karena terbagi menjadi beberapa pulau, budaya masyarakat Nusa Tenggara Timur juga sangat heterogen. Setiap pulau yang masing-masing dihuni oleh suku-suku tertentu memiliki perbedaan yang cukup spesifik dalam segi budaya. Untuk diketahui, sedikitnya ada 7 suku besar yang menjadi suku mayoritas penduduk NTT di antaranya, suku Antoni, suku Manggarai, Sumba, suku Lamaholot, suku Belu, suku Rote, dan suku Lio. Masing-masing suku tersebut memiliki peradaban dan ikonnya sendiri-sendiri, termasuk dalam hal ikon budaya berupa rumah adat.
Rumah Adat Nusa Tenggara Timur
Adapun bila kita bicara tentang rumah adat Nusa Tenggara Timur secara umum, maka yang menjadi topik utama adalah rumah adat dari suku Ende Lio atau suku Lio yang bernama Rumah adat Musalaki. Rumah adat ini menjadi ikon rumah adat NTT karena disebut memiliki beberapa keunikan baik dari segi desain arsitekturnya maupun dari nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Nah, di artikel kali ini kami akan mencoba mengurai keunikan-keunikan yang terdapat pada rumah adat Musalaki ini sebagai wawasan untuk Anda. Bagi Anda yang tertarik untuk mengetahui keunikan-keunikan tersebut, silakan simak pembahasan berikut ini.Struktur dan Arsitektur Rumah Adat
Nama Musalaki sebetulnya berasal dari kata dalam bahasa Ende Lio yaitu Mosa dan Laki, Mosa berarti ketua atau kepala sementara Laki berarti Adat atau suku. Oleh karenanya sesuai nama tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rumah adat ini memang hanya difungsikan sebagai tempat tinggal kepala suku atau ketua adat Ende. Berdasarkan penelusuran data, rumah ada ini juga kerap digunakan sebagai tempat digelarnya upacara ritual adat, sebagai tempat bermusyawarah untuk memutuskan suatu keputusan, dan kegiatan lain yang berhubungan dengan adat atau keagamaan.Untuk menunjang fungsi tersebut, rumah adat Nusa Tenggara Timur ini disusun dengan ukuran besar dan dengan struktur yang kokoh. Materialnya sendiri hampir secara keseluruhan berasal dari alam, mulai dari batu-batuan, kayu, hingga daun-daunan. Material-material tersebut digunakan untuk semua bagian dari struktur rumah adat Musalaki ini.
Struktur rumah Musalaki sendiri terbagi 4 bagian utama, yaitu Kuwu Lewa (Pondasi), Maga (Lantai), dan Atap.
a. Kuwu Lewa (pondasi)
Kuwu Lewa atau pondasi rumah adat Musalaki terbuat dari batu lonjong yang dipasang vertikal (berdiri). Pandasi batu ini sebetulnya bukanlah pondasi utama. Rumah adat Musalaki tetap harus ditopang oleh pondasi kayu, sementara pondasi batu hanya dipasang sebagai pencegah rubuhnya rumah bila suatu saat terjadi gempa. Pondasi kayu sendiri selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya lantai juga berfungsi sebagai penyokong rangka atap rumah.
b. Maga (lantai)
Karena merupakan rumah dengan struktur panggung, rumah adat Musalaki memiliki lantai gantung yang terbuat dari susunan papan-papan panjang. Papan pada lantai rumah disusun agak jarang untuk menjaga kelembaban dalam rumah. Susunan papan sendiri dibuat satu arah sehingga tidak menimbulkan bunyi saat dipijak. Tingginya lantai tersebut berkisar antara 60 sd 100 meter dari permukaan tanah.
Lantai rumah Musalaki dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan tingginya. Ada lantai teras (tenda teo) yang berada di bagian luar dan lantai koja ndawa (ruang dalam). Lantai tenda teo umumnya lebih tinggi dibandingkan lantai koja ndawa.
c. Atap
Salah satu bagian unik dari rumah adat Nusa Tenggara Timur terletak pada struktur atapnya. Atap rumah yang dibuat dari susunan jerami ini bertumpu pada rangka atap yang terdiri dari saka ubu (bubungan), kayu palang, jara (kuda-kuda), dan leka reja. Rangka tersebut membentuk struktur atap yang kemudian terlihat cukup unik dengan bentuk menjulang tinggi ke atas.
Nah, demikianlah uraian mengenai rumah adat Nusa Tenggara Timur yang bernama rumah adat Musalaki. Semoga penjelasan singkat ini dapat menjadi gambaran bagi Anda untuk mengenali peninggalan budaya nenek moyang suku Ende Lio satu ini. jangan lupa untuk menshare artikel ini dan membaca pembahasan tentang rumah adat Maluku yang telah kami buat di artikel selanjutnya.
0 Response to "Rumah Adat Nusa Tenggara Timur (Musalaki), Gambar, dan Penjelasannya"