Artikel ini adalah artikel lanjutan, atau lebih tepatnya bagian ke empat dari artikel 34 Pakaian Adat Indonesia. Jika di artikel sebelumnya kita telah membahas beragam jenis pakaian adat dari Provinsi di Pulau Kalimantan, maka di kesempatan artikel kali ini kita akan mengulas tentang pakaian adat dari provinsi-provinsi di Pulau Sulawesi.
Oleh karena hal itu, ketika berbicara mengenai budaya Sulawesi Barat, dalam hal ini pakaian adatnya, maka kita tidak akan lepas dari budaya dan pakaian adat suku Mandar.
Adapun dalam hal berpakaian, suku Mandar di masa silam mengenal jenis pakaian yang bernama Pakaian adat Pattuqduq Towaine. Pakaian ini adalah pakaian khas wanita Mandar yang terdiri dari baju kurung, bawahan dan beragam aksesoris yang terbuat dari logam. Gambar di samping adalah gambar pasangan yang tengah mengenakan pakaian adat Pattuqduq Towaine. Selengkapnya tentang pakaian ini, silakan simak pembahasannya di link ini.
Baju Bodo umumnya juga dikenakan bersama aksesoris yang terbuat dari logam sebagai hiasannya. Penggunaan baju Bodo saat ini cenderung hanya dilakukan pada saat upacara adat atau pertunjukan tarian adat. Selengkapnya tentang desain pakaian ini, silakan menuju link ini.
Baju Nggembe adalah baju adat khusus wanita atau remaja putri, sementara Baju Koje adalah pakaian khusus pria. Kedua pakaian ini umumnya hanya dikenakan saat pesta atau upacara adat. Selengkapnya tentang desain Baju Nggembe dan Baju Koje, silakan menuju link ini.
Di samping ini adalah gambar sepasang pengantin yang mengenakan pakaian adat tersebut. Selengkapnya tentang desain, motif, dan kelengkapan dari pakaian Babu Nggawi dan Babu Nggawi Langgai, silakan menuju link ini.
Laku tepu adalah pakaian dengan baju lengan panjang dan untaiannya sampai tumit. Pakaian ini dikenakan bersama perlengkapan lain yaitu popehe (ikat pinggang), paporong (penutup kepala), bandang (selendang di bahu), dan kahiwu (rok rumbai). Pakaian dan perlengkapan ini digunakan baik oleh wanita maupun para pria dengan warna dasar kuning, merah, hijau, atau warna cerah lainnya. Selengkapnya tentang pakaian tersebut, silakan baca di link ini.
Gambar di samping adalah sepasang pengantin Gorontalo yang mengenakan pakaian adat Mukuta dan Biliu. Selengkapnya tentang desain pakaian adat tersebut, silakan menuju link ini.
Nah, demikianlah beberapa jenis pakaian adat Indonesia yang berasal dari provinsi-provinsi yang ada di Pulau Sulawesi. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai pakaian-pakaian tersebut, silakan menuju link yang sudah terdapat di dalam pembahasan. Terakhir, jangan kemana-mana ya. Karena, di artikel selanjutnya kita akan membahas pakaian adat dari provinsi-provinsi yang ada di Kep. Maluku, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua.
Pakaian Adat Indonesia
Untuk diketahui, saat ini secara administratif Pulau Sulaweti terbagi atas 6 Provinsi, yaitu Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Provinsi Gorontalo. Masing-masing provinsi memiliki ikon budayanya sendiri-sendiri, termasuk dalam pakaian adatnya.22. Pakaian Adat Sulawesi Barat
Penduduk provinsi Sulawesi Barat dihuni oleh 4 suku bangsa, di antaranya suku Mandar, suku Bugis, suku Toraja, dan suku Makassar. Akan tetapi dari 4 suku tersebut, suku yang paling mendominasi adalah Suku Mandar dengan jumlah 50% dari populasi penduduknya.Oleh karena hal itu, ketika berbicara mengenai budaya Sulawesi Barat, dalam hal ini pakaian adatnya, maka kita tidak akan lepas dari budaya dan pakaian adat suku Mandar.
Adapun dalam hal berpakaian, suku Mandar di masa silam mengenal jenis pakaian yang bernama Pakaian adat Pattuqduq Towaine. Pakaian ini adalah pakaian khas wanita Mandar yang terdiri dari baju kurung, bawahan dan beragam aksesoris yang terbuat dari logam. Gambar di samping adalah gambar pasangan yang tengah mengenakan pakaian adat Pattuqduq Towaine. Selengkapnya tentang pakaian ini, silakan simak pembahasannya di link ini.
23. Pakaian Adat Sulawesi Selatan
Ada banyak jenis pakaian adat yang dikenal dalam budaya masyarakat Sulawesi Selatan. Hanya saja, yang paling terkenal di antaranya adalah pakaian adat yang bernama Baju Bodo. Baju Bodo adalah baju dengan desain yang sangat sederhana. Baju ini sangat minim jahitan. Selain itu, ia dianggap sebagai baju paling tua dan bahkan tercantum dalam Kitab Patuntung, kitab peninggalan nenek moyang suku Makassar.Baju Bodo umumnya juga dikenakan bersama aksesoris yang terbuat dari logam sebagai hiasannya. Penggunaan baju Bodo saat ini cenderung hanya dilakukan pada saat upacara adat atau pertunjukan tarian adat. Selengkapnya tentang desain pakaian ini, silakan menuju link ini.
24. Pakaian Adat Sulawesi Tengah
Dirunut dari demografinya, masyarakat Sulawesi Tengah terdiri atas campuran 8 suku besar, yaitu Suku Kaili, suku Mori, suku Bugis, suku Toli Toli, suku Babasal, suku Saluan, suku Gorontalo, dan suku Pamona. Masing-masing suku tersebut memiliki budaya yang berbeda. Namun, bila bicara tentang pakaian adat Sulawesi Tengah, kita hanya akan menuju pada pakaian adat suku Kaili yang bernama Baju Nggembe dan Baju Koje.Baju Nggembe adalah baju adat khusus wanita atau remaja putri, sementara Baju Koje adalah pakaian khusus pria. Kedua pakaian ini umumnya hanya dikenakan saat pesta atau upacara adat. Selengkapnya tentang desain Baju Nggembe dan Baju Koje, silakan menuju link ini.
25. Pakaian Adat Sulawesi Tenggara
Suku bangsa yang mendominasi masyarakat Sulawesi Tenggara adalah suku Tolaki. Suku ini memiliki pakaian adat yang bernama Babu Nggawi dan Babu Nggawi Langgai. Babu Nggawi adalah pakaian khusus pengantin Wanita, sementara Babu Nggawi Langgai adalah pakaian pengantin pria. Di kancah nasional, kedua pakaian inilah yang menjadi ikon pakaian adat Sulawesi Tenggara.Di samping ini adalah gambar sepasang pengantin yang mengenakan pakaian adat tersebut. Selengkapnya tentang desain, motif, dan kelengkapan dari pakaian Babu Nggawi dan Babu Nggawi Langgai, silakan menuju link ini.
26. Pakaian Adat Sulawesi Utara
Pakaian adat Sulawesi Utara dari suku Sangihe Talaud bernama pakaian Laku Tepu. Pakaian ini dibuat dari bahan serat kofo atau sejenis tanaman pisang dengan serat batang yang kuat. Pakaian ini umumnya hanya dikenakan pada saat upacara Tulude.Laku tepu adalah pakaian dengan baju lengan panjang dan untaiannya sampai tumit. Pakaian ini dikenakan bersama perlengkapan lain yaitu popehe (ikat pinggang), paporong (penutup kepala), bandang (selendang di bahu), dan kahiwu (rok rumbai). Pakaian dan perlengkapan ini digunakan baik oleh wanita maupun para pria dengan warna dasar kuning, merah, hijau, atau warna cerah lainnya. Selengkapnya tentang pakaian tersebut, silakan baca di link ini.
27. Pakaian Adat Gorontalo
Pakaian adat Gorontalo dari suku Gorontalo bernama Mukuta dan Biliu. Pakaian ini umumnya hanya dikenakan pada saat upacara perkawinan. Mukuta adalah pakaian bagi mempelai pria dan Biliu adalah pakaian bagi mempelai wanita. Mukuta dan Biliu dapat ditemukan dalam 4 jenis warna, yaitu kuning, hijau, ungu, dan merah tua. Masing-masing warna tersebut melambangkan kelas kasta pemakainya.Gambar di samping adalah sepasang pengantin Gorontalo yang mengenakan pakaian adat Mukuta dan Biliu. Selengkapnya tentang desain pakaian adat tersebut, silakan menuju link ini.
Nah, demikianlah beberapa jenis pakaian adat Indonesia yang berasal dari provinsi-provinsi yang ada di Pulau Sulawesi. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai pakaian-pakaian tersebut, silakan menuju link yang sudah terdapat di dalam pembahasan. Terakhir, jangan kemana-mana ya. Karena, di artikel selanjutnya kita akan membahas pakaian adat dari provinsi-provinsi yang ada di Kep. Maluku, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua.
0 Response to "34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya - Bagian 4"